post image
KOMENTAR
Gubernur Sumatera Utara, T Erry Nuradi menyampaikan jumlah angka kematian ibu melahirkan di Sumatera Utara (Sumut) tahun 2017 menurun dibanding tahun 2016 lalu. Demikian juga angka kematian bayi dalam persalinan.

"Pada 2017 kematian ibu mencapai 194 jiwa sementara pada tahun 2016 mencapai 240 jiwa. Angka kematian bayi di tahun 2017 ada 1.062 orang, turun dari 1.080 di tahun 2016," katanya.

Gubsu menjelaskan walaupun angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi menunjukkan penurunan, namun bidang kesehatan memiliki indicator sustainable development goals yakni mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian neonatal menjadi 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.

"Untuk profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 menunjukkan bahwa rasio dokter spesialis, termasuk dokter spesialis kebidanan terhadap 100.000 penduduk sebesar 19.80, sedangkan rasio bidan terhadap 100.000 penduduk sebesar 139,53. Hal ini menunjukkan masih kurangnya jumlah doker spesialis dan penyebarannya juga tidak merata di 33 kabupaten/kota," jelasnya.

Menurut Erry Nuradi, salah satu upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah memberikan perhatian yang serius  dalam  masalah komplikasi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumut, menyebutkan di Sumut sudah ada 156 Puskesmas yang mampu memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned) yaitu dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan obstetri dan neonatal emergensi di tingkat pelayanan dasar, dan di tingkat pelayanan rujukan primer melalui rumah sakit mampu pelayanan obstetri neonatal emergensi komprehensif (Ponek).

"Untuk itulah Dinas Kesehatan Sumut telah melakukan berbagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesungguhan dari tenaga kesehatan terkait, dengan harapan akan terjadi peningkatan kualitas layanan di tingkat pertama sampai rujukan tertinggi," ungkap Gubsu. [rtw/rmolsumut]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kesehatan