Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi bertekad meneruskan etos kepemimpinan dua Gubernur Sumut terdahulu, Almarhum H Tengku Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar. Keduanya dinilai layak menjadi teladan dalam menjalankan kepemimpinan di Sumut.
Tekad tersebut dikemukakan Tengku Erry Nuradi saat memperingati satu dasawarsa tragedi kecelakaan pesawat Mandala di Medan Club, Jl RA Kartini Medan, Sabtu (5/9/2015). Almarhum H Tengku Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar merupakan dua dari seratusan penumpang yang menjadi korban dalam kecelakaan jatuhnya Mandala, sesaat setelah lepas landas di ujung landasan pacu Bandara Polonia Medan, 5 September 2005 lalu.
Hadir dalam acara itu isteri Almarhum H Tengku Rizal Nurdin Siti Mariam dan keluarga besarnya. Turut hadir anak Almarhum Raja Inal Siregar, Yuri Siregar bersama keluarga besarnya. Selain itu juga hadir Sekda Sumut Hasban Ritonga, mantan Sekda Sumut Nurdin Lubis tokoh-tokoh Sumut dan mantan pejabat.
Sedang sebagai pembicara diskusi, mantan Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe, mantan Sekda Sumut RE Nainggolan, mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse, mantan Wakil Gubernur Sumut Lundu Panjaitan, antropolog Prof Usman Pelly dan mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut Zaki Abdullah.
Mengenang Satu Dasawarsa Tragedi Mandala yang digagas Kesbangpolinmas ini diawali dengan diskusi yang mengusung tema Revitalisasi Nilai Kepemimpinan H T Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar.
Dalam kesempatan itu, Tengku Erry Nuradi mengatakan, tragedi Mandala merupakan cacatan sejarah kelam, tidak hanya bagi keluarga para korban, tetapi juga bagi masyarakat Sumut.
"Peristiwa naas itu merenggut sejumlah tokoh terbaik Sumut. Dalam peringatan hari ini, saya mewakili Pemerintah Provinsi, mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para korban sekaligus mengajak seluruh masyarakat Sumatera Utara untuk memanjatkan doa kepada arwah para korban. Semoga arwah para korban diterima Tuhan ditempat sebaik-baiknya di surga," ujar Erry.
Sebagai adik kandung dari T Rizal Nurdin, Erry mengaku hingga saat ini masih berasa kehilangan atas kepergian sang kakak bersama sejumlah tokoh terbaik Sumut.
"Semoga peristiwa tersebut menjadi i’tibar bagi keluarga besar kami, keluarga besar Almarhum Bpk Raja Inal Siregar dan keluarga para korban Mandala lainnya," sebut Erry.
Etos kepemimpinan Almarhum H Rizal Nurdin saat menjadi Gubernur Sumut menerapkan konsep Pemerintahan Baik dan Pemerintahan Bersih (Good Government and Clean Governance) kini menjadi pedomanan nasional yang layak menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Sumut.
Demikian juga dengan pola kepemimpinan Almarhum H Raja Inal Siregar yang menggagas Marsipature Hutanabe, layak menjadi tauladan bagi pemimpin Sumut mendatang.
Konsep Marsipature Hutanabe masih relevan kini mengingat Pemprov Sumut membutuhakan anggaran pembangunan ditengah keterbatasan anggaran yang ada. Apalagi Pemprov Sumut memiliki tanggungjawab besar dalam menjalankan roda pemerintahan dan mendorong laju pembangunan. Tentu membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, terutama dari tokoh dan perwakilan Sumut yang berada di pusat, baik mereka yang menduduki kuris legislative dan eksekutif.
"Khusus bagi saya pribadi, kepemimpinan kedua alarhum menjadi inspirasi tersendiri yang pantas diterapkan dalam mewujudkan cita-cita menjadikan Sumut bangkit dari ketertinggalan. Saya juga mengajak tokoh Sumut yang ada di pusat untuk berjuangan membangun Sumut," ucap Erry.[rgu]
KOMENTAR ANDA