Akibat banjir bandang yang menerjang tiga desa di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai (Sergai) Sumatera Utara (Sumut), para korban banjir mulai dihantui rasa trauma.Mereka lebih memilih tinggal di pengungsian, karena khawatir akan adanya banjir susulan.
Korban banjir dari Desa Mabar Kecamatan Bangun Purba Deli Serdang Legianto menuturkan, dirinya masih terngiang-ngiang kejadian banjir yang meluluh lantakan rumahnya hingga rata dengan tanah.
"Karena itu, saya antisipasi aja di tenda darurat ini, untuk berjaga-jagalah. Kalau saya perkirakan, ketinggian air sekitar 5-6 meter," ucapnya, Sabtu (12/12).
Hal senada juga dikatakan korban banjir lainnya Desi Ginting. Dia menuturkan, masih trauma akibat banjir bandang yang datang secara tiba-tiba yang menghancurkan rumahnya. Dia berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah setempat.
"Kami berharap agar segera ditolong, setidaknya membuatkan rumah sederhana untuk kami," ujarnya.
Disinggung bantuan yang telah diterimanya, ia mengaku mendapat bantuan dari pihak kecamatan berupa mi instan dan beras, sejak Jumat (11/12/2015) malam.
"Kalau bantuan makanan kita sudah dapat dari pihak kecamatan, berupa mi instan dan 1 karung beras," katanya.
Diketahui, banjir bandang yang datang secara tiba-tiba pada Rabu (9/12/2015) malam, meluluhlantakan 29 rumah warga. Banjir bandang ini menerpa tiga desa di dua kabupaten, yakni Desa Manik dan Desa Kulasar Kecamatan Silinda Kabupaten Sergai, serta Desa Mabar Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Diduga banjir bandang ini disebabkan pembalakan liar yang terjadi di hulu Sungai Ular.
Banyak warga sekitar mengakui hal tersebut, terutama naiknya air sungai disertai banyaknya gelondongan kayu besar yang hanyut terbawa air sungai mengakibatkan jembatan Lau Buaya terputus. Namun, warga enggan mengomentari terkait pembalakan liar tersebut.[rgu]
KOMENTAR ANDA